- Back to Home »
- Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi
Posted by : Unknown
Sabtu, 22 Maret 2014
A. Definisi
Pengambilan keputusan secara universal
sebagai pemilihan diantara berbagao alternative. Pengertian ini mencakup baik
pembuatan pilihan maupun pemecahan masalah. Langkah-langkah dalam proses
pengambilan keputusan.
Menurut Herbert A. Simon, ahli teori
kepufusan dan organisasi mengonseptualisasikan tiga tahap utama dalam proses pengambilan
keputusan.
a) Kegiatan inteligensi. Berasal dari pengertian militer "intelligence," Simon
mendeskripsikan tahap awal ini sebagai penelusuran kondisi lingkungan yang
memerlukan pengambilan keputusan.
b) Kegiatan desain. Selama tahap kedua, mungkin terjadi tindakan penemuan,
pengembangan, dan analisis masalah.
c)
Kegiatan memilih. Tahap ketiga dan terakhir ini
merupakan pilihan sebenarnya-memilih tindakan tertentu dari yang tersedia.
Tahap ketiga dan terakhir ini merupakan pilihan
sebenarnya-memilih tindakan tertentu dari yang tersedia. Sedangkan
Mintzberg a koleganya mengemukakan tentang langkah-langkah
pengambilan keputusan, yaitu:
1. Tahap identifikasi, di
mana pengenalan masalah atau kesempatan muncul
dan diagnosis dibuat Diketahui bahwa masalah yang berat mendapatkan
diagnosis yang ekstensif dan sistematis, tep masalah yang sederhana tidak.
2. Tahap pengembangan, di mana
terdapat pencarian prosedur atau solusi standar yang
ada as mendesain solusi yang baru. Diketahui bahwa proses desain
merupakan proses pencarian d percobaan di mana pembuat keputusan hanya mempunyai
ide solusi ideal yang tidak jelas.
3. Tahap seleksi, di mana pilihan solusi
dibuat. Ada tiga cara pembentukan seleksi: denganpenilainn pembuat
keputusan, berdasarkan pengalaman atau intuisi, bukan analisis logis; dengan
analisis alternatif yang logis dan sistematis; dan
dengan tnwar-menawar saat seleksi melibatkan kelompok pembuat
keputusan dan semua manuver politik yang ada. Sekali keputusan diterima secara
formal, otorisasi pun kemudian dibuat.
B. Jenis-jenis pengambilan
keputusan
a)
Gaya Direktif
Pembuat keputusan gaya direktif mempunyai toleransi rendah pada ambiguitas,
dan berorienytasi pada tugas dan masalah teknis. Pembuat keputusan ini
cenderung lebih efisien, logis, pragmatis dan sistematis dalam memecahkan
masalah. Pembuat keputusan direktif juga berfokus pada fakta dan menyelesaikan
segala sesuatu dengan cepat. Mereka berorientasi pada tindakan, cenderung
mempunyai fokus jangka pendek, suka menggunakan kekuasaan, ingin mengontrol,
dan secan menampilkan gaya kepemimpinan otokratis.
b)
Gaya Analitik
Pembuat keputusan gaya analitik mempunyai toleransi yang tinggi untuk
ambiguitas dan tugas yang kuat serta orientasi teknis. Jenis ini suka
menganalisis situasi; pada kenyataannya, mereka cenderung terlalu menganalisis
sesuatu. Mereka mengevaluasi lebih banyak informasi dan alternatif darpada
pembuat keputusan direktif. Mereka juga memerlukan waktu lama untuk mengambil
kepuputusan mereka merespons situasi baru atau tidak menentu dengan baik.
Mereka juga cenderung mempunyai gaya kepemimpinan otokratis.
c)
Gaya Konseptual
Pembuat keputusan
gaya konseptual mempunyai toleransi tinggi untuk ambiguitas, orang yang kuat
dan peduli pada lingkungan sosial. Mereka berpandangan luas dalam memecahkan
masalah dan suka mempertimbangkan banyak pilihan dan kemungkinan masa
mendatang. Pembuat keputusan ini membahas sesuatu dengan orang sebanyak mungkin
untuk mendapat sejumlah informasi dan kemudian mengandalkan intuisi dalam
mengambil keputusan. Pembuat keputusan konseptual juga berani mengambil risiko
dan cenderung bagus dalam menemukan solusi yang kreatif atas masalah. Akan
tetapi, pada saat bersamaan, mereka dapat membantu mengembangkan pendekatan
idealistis dan ketidakpastian dalam pengambilan keputusan.
d)
Gaya Perilaku
Pembuat keputusan gaya perilaku ditandai dengan toleransi ambiguitas yang
rendah, orang yang kuat dan peduli lingkungan sosial. Pembuat keputusan
cenderung bekerja dengan baik dengan orang lain dan menyukai situasi
keterbukaan dalam pertukaran pendapat. Mereka cenderung menerima saran, sportif
dan bersahabat, dan menyukai informasi verbal daripada tulisan. Mereka
cenderung menghindari konflik dan sepenuhnya peduli dengan kebahagiaan orang
lain. Akibatnya, pembuat keputusan mempunyai kesulitan untuk berkata 'tidak'
kepada orang lain, dan mereka tidak membuat keputusan yang tegas, terutama saat
hasil keputusan akan membuat orang sedih.
C. Faktor-faktor
pengambilan keputusan
Faktor – faktor yang mempengaruhi
pengambilan keputusan
Diantaranya :
1.
Faktor Fisik
2.
Emosional
3.
Rasional
4.
Praktikal
5.
Interpersonal dan Struktural
Keputusan dapat diambil dengan cara individual & kelompok, individual
contohnya seperti pengambilan keputusan yang diambil oleh manager saja tanpa
adanya rapat kerja atau diskusi. Sedangkan kelompok merupakan pengambilan
keputusan yang prosesnya melalui hasil dari rapat atau diskusi bersama.
Untuk mendapatkan hasil yang baik Pengambilan keputusan haruslah melalui
beberapa proses, diantaranya :
1.
IDENTIFIKASI MASALAH
2.
PENGUMPULAN & PENGANALISASI DATA
3.
PEMBUATAN ALTERNATIF-ALTERNATIF KEBIJAKAN
4.
PEMILIHAN SALAH SATU ALTERNATIF TERBAIK
5.
PELAKSANAAN KEPUTUSAN
Dengan cara melakukan proses seperti di atas pengambilan keputusan dalam
organisasi akan berjalan baik dan akan mendapat hasil yang baik pula.
D.
Mempengaruhi Pengambilan Keputusan
Proses yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan dalam organisasi yaitu
:
1.
Adanya pengaruh tekanan dari luar
Adanya pengaruh
tekanan dari luar merupakan suatu proses yang dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan, dikarenakan proses cepat atau lambatnya pembuat
keputusan tergantung dari banyaknya tekanan diterima. Kadang pembuat keputusan
ragu-ragu dalam menentukan, namun adanya pengaruh tekanan dari luar dapat
mempercepat keputusan yang diambil. Hal ini dikarenakan tidak adnaya ketegasan
dari pemimpin organisasi dalam penyelesaian masalah.
2.
Adanya pengaruh kebiasaan lama atau sifat-sifat pribadi
Faktor sifat yang baik maupun
tidak baik yang ada dalam diri seorang pembuat keputusan, merupakan hal yang
dapat mempengaruhi keputusannya tersebut . Dalam hal ini seorang pembuat
keputusan akan terbiasa dengan sifat pribadinya. Hal ini dapat dilihat dari
sisi kepribadian seorang pemimpin, bagaimana dia mengambil sebuah keputusan
dalam mengahadapi masalah. Tentunya seorang oemimpin organisasi harus bijaksana
dalam bersikap ketika ada masalah dan mengambil keputusan.
3.
Pengaruh dari kelompok lain
Kelompok lain juga dapat mempengaruhi suatu keputusan dikarenakan kelompok atau
organisasi tersebut mempunyai keputusan yang dapat dipertimbangkan oleh
pemimpin organisasi lain dalam menyikapi masalah dan pengaruh kelompok lain ini
juga dapat menjatuhkan organisasi serta mementingkan kepentingan kelompok
tersebut.
4.
Faktor pengalaman
Faktor pengalaman seorang pembuat keputusan adalah hal yang sangat penting, karena
banyaknya pengalaman orang tersebut maka ia akan berani dalam menentukan
keputusan. Hal ini juga berkaitan terhadap keahlian yang dimiliki oleh pemimpin
atau anggota karena pengalaman yang pernah dialaminya.
- Implikasi Manajeral
Pengambilan
keputusan ( Decision Making ) merupakan salah satu proses manajemen yang
penting bagi setiap organisasi.
Manajemen lainya dilatar belakangi oleh adanya
keputusan yang dibuat oleh manajer puncak, yang kemudian secara hirarkis dibuat
oleh lini-lini manajemen ditingkat staf-staf yang dibutuhkan.
Pengambilan
keputusan dapat diartikan sebagai suatu proses penilaian dan pemilihan dari
berbagai alternatif sesuai dengan kepentingan–kepentingan tertentu dengan
menetapkan suatu pilihan yang dianggap paling menguntungkan.
Mengindentifikasi
masalah utama yang mempengaruhi tujuan, menyusun, menganalisis, dan memilih
berbagai alternatif tersebut
dan mengambil keputusan yang dianggap paling baik.
CONTOH
KASUS : MASALAH GROSIR
Salah satu permasalahan yang sering
dihadapi grosir adalah bagaimana menentukan tingkat persediaan (stock) barang
agar permintaan konsumen terpenuhi dan biaya gudang (tempat penyimpanan barang)
tersebut tidak terlalu mahal. Hal ini selalu menjadi tujuan karena
ketidakmampuan memberikan solusi yang optimal akan menghasilkan dua jenis
kerugian dalam usaha grosir. Sebagai contoh khusus, diambil masalah grosir buah
yang menjual buah strawbarry. Buah ini mempunyai masa (waktu) jual yang
terbatas, dalam arti jika tidak terjual pada hari pengiriman, maka tidak akan
laku dijual pada hari berikutnya. Jika diandaikan harga pengambilan satu
keranjang strawberry adalah $20, dan grosir akan menjualnya dengan harga $50
satu keranjang. Berapa keranjangkah persediaan yang perlu diambil setiap hari
oleh grosir agar mendapat resiko kerugian minimum, atau agar mendapat
keuntungan maximum? Hal ini dapat diselesaikan dengan konsep peluang jika
informasi tentang jumlah data penjualan beberapa hari yang lalu ada dicatat.
Referensi :
http://ukiparner.blogspot.com/2013/05/proses-pengambilan-keputusan-dalam.html