- Back to Home »
- Kepemimpinan
Posted by : Unknown
Sabtu, 22 Maret 2014
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah "melakukannya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.
A.
Definisi Kepemimpinan
Kepemimpinan dapat diartikan sebagai
proses mempengaruhi dan mengarahkan para pegawai dalam melakukan pekerjaan yang
telah ditugaskan kepada mereka.Sebagaimana didefinisikan oleh Stoner, Freeman,
dan Gilbert (1995), kepemimpinan adalah the process of directing and
influencing the task related activities of group members. Kepemimpinan adalah
proses dalam mengarahkan dan mempengaruhi para anggota dalam hal berbagai
aktivitas yang harus dilakukan. Lebih jauh lagi, Griffin (2000) membagi pengertian
kepemimpinan menjadi dua konsep, yaitu sebagai proses, dan sebagai atribut.
Sebagai proses, kepemimpinan difokuskan kepada apa yang dilakukan oleh para
pemimpin, yaitu proses di mana para pemimpin menggunakan pengaruhnya untuk
memperjelas tujuan organisasi bagi para pegawai, bawahan, atau yang
dipimpinnya, memotivasi mereka untuk mencapai tujuan tersebut, serta membantu menciptakan
suatu budaya produktif dalam organisasi. Adapun dari sisi atribut, kepemimpinan
adalah kumpulan karakteristik yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Oleh
karena itu, pemimpin dapat didefinisikan sebagai seorang yang memiliki kemampuan
untuk mempengaruhi perilaku orang lain tanpa menggunakan kekuatan, sehingga
orang-orang yang dipimpinnya menerima dirinya sebagai sosok yang layak memimpin
mereka.
B. Teori Kepemimpinan
Teori kepemimpinan membicarakan bagaimana seseorang menjadi pemimpin atau bagaimana
timbulnya seorang pemimpin. Ada beberapa teori tentang kepemimpinan, di antaranya
ialah :
1. Teori Genetie
Inti dari teori ini tersimpul dalam mengadakan "leaders are born and
not made".bahwa penganut teori ini mengatakan bahwa seorang pemimpin akan
karena ia telah dilahirkan dengan bakat pemimpin.Dalam keadaan bagaimana pun
seorang ditempatkan pada suatu waktu ia akan menjadi pemimpin karena ia
dilahirkan untuk itu. Artinya takdir telah menetapkan ia menjadi pemimpin.
2. Teori Sosial
Jika teori genetis mengatakan bahwa "leaders are born and not
made", membuat penganut-penganut sosial mengatakan sebaliknya yaitu : "Leaders
are made and not born". Penganut-penganut teori ini berpendapat bahwa
setiap orang akan dapat menjadi pemimpin apabila diberi pendidikan dan
kesempatan untuk itu.
3. Teori Ekologis
Teori ini merupakan penyempurnaan dari kedua teori genetis dan teori
sosial. Penganut-penganut teori ini berpendapat bahwa seseorang hanya dapat
menjadi pemimpin yang baik apabila pada waktu lahirnya telah memiliki
bakat-bakat kepemimpinan, bakat mana kemudian dikembangkan melalui pendidikan
yang teratur dan pangalaman-pengalaman yang memungkinkannya untuk mengembangkan
lebih lanjut bakat-bakat yang memang telah dimilikinya itu.
Teori ini menggabungkan segi-segi positif dari kedua teori genetis dan
teori sosial dan dapat dikatakan teori yang paling baik dari teori-teori kepemimpinan.
Namun demikian penyelidikan yang jauh yang lebih mendalam masih diperlukan
untuk dapat mengatakan secara pasti apa faktor-faktor yang menyebabkan
seseorang timbul sebagai pemimpin yang baik.
C.
Tipologi
Kepemimpinan
1.
Tipe
Otokratis.
Seorang
pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memiliki kriteria atau ciri sebagai
berikut: Menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi, Mengidentikkan tujuan
pribadi dengan tujuan organisasi, Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata,
Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat, Terlalu tergantung kepada
kekuasaan formalnya, Dalam tindakan pengge-rakkannya sering mempergunakan
pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.
2.
Tipe
Militeristis
Perlu
diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dari seorang pemimpin tipe
militerisme berbeda dengan seorang pemimpin organisasi militer. Seorang
pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang memiliki
sifat-sifat berikut : Dalam menggerakan bawahan sistem perintah yang lebih
sering dipergunakan, Dalam menggerakkan bawahan senang bergantung kepada pangkat
dan jabatannya, Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan, Menuntut disiplin
yang tinggi dan kaku dari bawahan, Sukar menerima kritikan dari bawahannya,
Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
3.
Tipe
Paternalistis.
Seorang
pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang paternalistis ialah seorang yang
memiliki ciri sebagai berikut : menganggap bawahannya sebagai manusia yang
tidak dewasa, bersikap terlalu melindungi (overly protective), jarang
memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan, jarang
memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif, jarang
memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan
fantasinya, dan sering bersikap maha tahu.
4.
Tipe
Karismatik.
Hingga
sekarang ini para ahli belum berhasil menemukan sebab-sebab mengapa seseorang
pemimpin memiliki karisma. Umumnya diketahui bahwa pemimpin yang demikian
mempunyai daya tarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai
pengikut yang jumlahnya sangat besar, meskipun para pengikut itu sering pula
tidak dapat menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin itu. Karena
kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab seseorang menjadi pemimpin yang
karismatik, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi
dengan kekuatan gaib (supra natural powers). Kekayaan, umur, kesehatan, profil
tidak dapat dipergunakan sebagai kriteria untuk karisma. Gandhi bukanlah
seorang yang kaya, Iskandar Zulkarnain bukanlah seorang yang fisik sehat, John
F Kennedy adalah seorang pemimpin yang memiliki karisma meskipun umurnya masih
muda pada waktu terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat. Mengenai profil,
Gandhi tidak dapat digolongkan sebagai orang yang ‘ganteng”.
5.
Tipe
Demokratis.
Pengetahuan
tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang demokratislah
yang paling tepat untuk organisasi modern. Hal ini terjadi karena tipe
kepemimpinan ini memiliki karakteristik sebagai berikut : dalam proses
penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu
adalah makhluk yang termulia di dunia, selalu berusaha mensinkronisasikan
kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari
pada bawahannya, senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari
bawahannya, selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan teamwork dalam usaha
mencapai tujuan, ikhlas memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada
bawahannya untuk berbuat kesalahan yang kemudian diperbaiki agar bawahan itu
tidak lagi berbuat kesalahan yang sama, tetapi lebih berani untuk berbuat
kesalahan yang lain, selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses
daripadanya, dan berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai
pemimpin.
D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPEMIMPINAN
Pemimpin memiliki tugas menyelami kebutuhan-kebutuhan kelompok dan
keinginan kelompok. Dari keinginan itu dapat dipetik keinginan realistis yang
dapat dicapai. Selanjutnya, pemimpin harus meyakinkan kelompok mengenai apa
yang menjadi keinginan realistis dan mana yang sebenarnya merupakan khayalan.
Tugas pemimpin tersebut akan berhasil dengan baik apabila setiap pemimpin memahami
akan tugas yang harus dilaksanakannya. Oleh sebab itu kepemimpinan akan tampak
dalam proses dimana seseorang mengarahkan, membimbing, mempengaruhi dan atau
menguasai pikiran pikiran, perasaan-perasaan atau tingkah laku orang lain. Untuk
keberhasilan dalam pencapaian sutu tujuan diperlukan seorang pemimpin yang
profesional, dimana ia memahami akan tugas dan kewajibannya sebagai seorang
pemimpin, serta melaksanakan peranannya sebagai seorang pemimpin.
Disamping itu pemimpin harus menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan
bawahan, sehingga terciptanya suasana kerja yang membuat bawahan merasa aman,
tentram, dan memiliki suatu kebebasan dalam mengembangkan gagasannya dalam
rangka tercapai tujuan bersama yang telah ditetapkan.
Menurut Hadari (2003;70) menjelaskan bahwa unsur-unsur dalam kepemimpinan
adalah
1. Adanya seseorang yang berfungsi memimpin,
yang disebut pemimpin (leader).
2. Adanya orang lain yang dipimpin
3. Adanya kegiatan yang menggerakkan orang
lain yang dilakukan dengan mempengaruhi dan pengarahkan perasaan, pikiran, dan
tingkah lakunya
4. Adanya tujuan yang hendak dicapai dan
berlangsung dalam suatu proses di dalam organisasi, baik organisasi besar
maupun kecil.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan Davis menyimpulkan ada empat
faktor yang mempengaruhi kepemimpinan dalam organisasi, yaitu :
a) Kecerdasan : seorang pemimpin harus
mempunyai kecerdasan yang melebihi para anggotanya
b) Kematangan dan keluasan Sosial(Social
manutary: seorang pemimpin biasanya memiliki emosi yang stabil, matang,
memiliki aktivitas dan pandangan yang ckup matang
c) Motivasi dalam dan dorongan prestasi(Inner
motivation and achievement drives) : dalam diri seorang pemimpin harus
mempunyai motivasi dan dorongan untuk mencapai suatu tujuan
d) Hubungan manusiawi : pemimpin harus bisa
mengenali dan menghargai para anggotanya Menurut Greece di dalam suatu
organisasi, hubungan antara bawahan dengan pimpinan bersifat saling mempengaruhi.
Faktor Faktor Dalam Kepemimpinan :
1. Pemimpin
Dalam kaitannya dengan Kepemimpinan, Pemimpin memang merupakan faktor
esensial dari Proses Kepemimpinan itu sendiri. Serta Pemimpin itu memang harus
mengerti apa yang harus dia tahu dan apa yang harus dia perbuat, atau istilah
lainnya The Right Man on The Right Place.
2. Pengikut (Followers)
Adalah salah satu faktor kepemimpinan yang membuat Faktor pertama itu ada.
Karena tanpa adanya Pengikut, otomatis Pemimpin pun tak ada. Oleh karena itu
Faktor Kepemimpinan dalam Pengikut ini lebih cenderung pengertian akan apa saja
yang Followers inginkan sehingga sebuah satuan fungsi manajemen bisa berjalan
sesuai dengan apa yang kita inginkan. Serta ada pula yang mengatakan kalau
berbeda Pemimpin maka berbeda pula gaya kepemimpinannya. Oleh karena itu
Pengikut disini memang harus menyesuaikannya dengan cepat.
3. Komunikasi
Salah satu hal yang menjembatani antara Pemimpin dan Pengikut adalah proses
Komunikasi itu sendiri. Dengan adanya komunikasi. Hubungan kerja antara dua
belah pihak baik atasan maupun bawahan dapat sinergis dan berjalan sesuai
dengan apa yang telah dirancangkan sebelumnya.
4. Situasi
Dalam sebuah situasi tertentu, terkadang kita diharusnkan untuk bertindak
secara cepat dan refleks untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu kondusifitas
situasi antara Atasan dan Bawahan memang harus saling dikuatkan agara selalu
terjadi kondisi situasi yang nyaman dan kondusif.
E.
Implus
Manajerial Kepemimpinan dan Organisasi
Maksud
dari impuls manajerial kepemimpinan dalam organisasi itu seperti kegunaan manajemen
kepemimpinan dimana seorang pemimpin akan memberikan sesuatu yang sangat
berpengaruh bagi yang dipimpinnya dalam suatu organisasi.Referensi :
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/195009011981032-RAHAYU_GININTASASI/kepemimpinan.pdf