Archive for Maret 2014
Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi
A. Definisi
Pengambilan keputusan secara universal
sebagai pemilihan diantara berbagao alternative. Pengertian ini mencakup baik
pembuatan pilihan maupun pemecahan masalah. Langkah-langkah dalam proses
pengambilan keputusan.
Menurut Herbert A. Simon, ahli teori
kepufusan dan organisasi mengonseptualisasikan tiga tahap utama dalam proses pengambilan
keputusan.
a) Kegiatan inteligensi. Berasal dari pengertian militer "intelligence," Simon
mendeskripsikan tahap awal ini sebagai penelusuran kondisi lingkungan yang
memerlukan pengambilan keputusan.
b) Kegiatan desain. Selama tahap kedua, mungkin terjadi tindakan penemuan,
pengembangan, dan analisis masalah.
c)
Kegiatan memilih. Tahap ketiga dan terakhir ini
merupakan pilihan sebenarnya-memilih tindakan tertentu dari yang tersedia.
Tahap ketiga dan terakhir ini merupakan pilihan
sebenarnya-memilih tindakan tertentu dari yang tersedia. Sedangkan
Mintzberg a koleganya mengemukakan tentang langkah-langkah
pengambilan keputusan, yaitu:
1. Tahap identifikasi, di
mana pengenalan masalah atau kesempatan muncul
dan diagnosis dibuat Diketahui bahwa masalah yang berat mendapatkan
diagnosis yang ekstensif dan sistematis, tep masalah yang sederhana tidak.
2. Tahap pengembangan, di mana
terdapat pencarian prosedur atau solusi standar yang
ada as mendesain solusi yang baru. Diketahui bahwa proses desain
merupakan proses pencarian d percobaan di mana pembuat keputusan hanya mempunyai
ide solusi ideal yang tidak jelas.
3. Tahap seleksi, di mana pilihan solusi
dibuat. Ada tiga cara pembentukan seleksi: denganpenilainn pembuat
keputusan, berdasarkan pengalaman atau intuisi, bukan analisis logis; dengan
analisis alternatif yang logis dan sistematis; dan
dengan tnwar-menawar saat seleksi melibatkan kelompok pembuat
keputusan dan semua manuver politik yang ada. Sekali keputusan diterima secara
formal, otorisasi pun kemudian dibuat.
B. Jenis-jenis pengambilan
keputusan
a)
Gaya Direktif
Pembuat keputusan gaya direktif mempunyai toleransi rendah pada ambiguitas,
dan berorienytasi pada tugas dan masalah teknis. Pembuat keputusan ini
cenderung lebih efisien, logis, pragmatis dan sistematis dalam memecahkan
masalah. Pembuat keputusan direktif juga berfokus pada fakta dan menyelesaikan
segala sesuatu dengan cepat. Mereka berorientasi pada tindakan, cenderung
mempunyai fokus jangka pendek, suka menggunakan kekuasaan, ingin mengontrol,
dan secan menampilkan gaya kepemimpinan otokratis.
b)
Gaya Analitik
Pembuat keputusan gaya analitik mempunyai toleransi yang tinggi untuk
ambiguitas dan tugas yang kuat serta orientasi teknis. Jenis ini suka
menganalisis situasi; pada kenyataannya, mereka cenderung terlalu menganalisis
sesuatu. Mereka mengevaluasi lebih banyak informasi dan alternatif darpada
pembuat keputusan direktif. Mereka juga memerlukan waktu lama untuk mengambil
kepuputusan mereka merespons situasi baru atau tidak menentu dengan baik.
Mereka juga cenderung mempunyai gaya kepemimpinan otokratis.
c)
Gaya Konseptual
Pembuat keputusan
gaya konseptual mempunyai toleransi tinggi untuk ambiguitas, orang yang kuat
dan peduli pada lingkungan sosial. Mereka berpandangan luas dalam memecahkan
masalah dan suka mempertimbangkan banyak pilihan dan kemungkinan masa
mendatang. Pembuat keputusan ini membahas sesuatu dengan orang sebanyak mungkin
untuk mendapat sejumlah informasi dan kemudian mengandalkan intuisi dalam
mengambil keputusan. Pembuat keputusan konseptual juga berani mengambil risiko
dan cenderung bagus dalam menemukan solusi yang kreatif atas masalah. Akan
tetapi, pada saat bersamaan, mereka dapat membantu mengembangkan pendekatan
idealistis dan ketidakpastian dalam pengambilan keputusan.
d)
Gaya Perilaku
Pembuat keputusan gaya perilaku ditandai dengan toleransi ambiguitas yang
rendah, orang yang kuat dan peduli lingkungan sosial. Pembuat keputusan
cenderung bekerja dengan baik dengan orang lain dan menyukai situasi
keterbukaan dalam pertukaran pendapat. Mereka cenderung menerima saran, sportif
dan bersahabat, dan menyukai informasi verbal daripada tulisan. Mereka
cenderung menghindari konflik dan sepenuhnya peduli dengan kebahagiaan orang
lain. Akibatnya, pembuat keputusan mempunyai kesulitan untuk berkata 'tidak'
kepada orang lain, dan mereka tidak membuat keputusan yang tegas, terutama saat
hasil keputusan akan membuat orang sedih.
C. Faktor-faktor
pengambilan keputusan
Faktor – faktor yang mempengaruhi
pengambilan keputusan
Diantaranya :
1.
Faktor Fisik
2.
Emosional
3.
Rasional
4.
Praktikal
5.
Interpersonal dan Struktural
Keputusan dapat diambil dengan cara individual & kelompok, individual
contohnya seperti pengambilan keputusan yang diambil oleh manager saja tanpa
adanya rapat kerja atau diskusi. Sedangkan kelompok merupakan pengambilan
keputusan yang prosesnya melalui hasil dari rapat atau diskusi bersama.
Untuk mendapatkan hasil yang baik Pengambilan keputusan haruslah melalui
beberapa proses, diantaranya :
1.
IDENTIFIKASI MASALAH
2.
PENGUMPULAN & PENGANALISASI DATA
3.
PEMBUATAN ALTERNATIF-ALTERNATIF KEBIJAKAN
4.
PEMILIHAN SALAH SATU ALTERNATIF TERBAIK
5.
PELAKSANAAN KEPUTUSAN
Dengan cara melakukan proses seperti di atas pengambilan keputusan dalam
organisasi akan berjalan baik dan akan mendapat hasil yang baik pula.
D.
Mempengaruhi Pengambilan Keputusan
Proses yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan dalam organisasi yaitu
:
1.
Adanya pengaruh tekanan dari luar
Adanya pengaruh
tekanan dari luar merupakan suatu proses yang dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan, dikarenakan proses cepat atau lambatnya pembuat
keputusan tergantung dari banyaknya tekanan diterima. Kadang pembuat keputusan
ragu-ragu dalam menentukan, namun adanya pengaruh tekanan dari luar dapat
mempercepat keputusan yang diambil. Hal ini dikarenakan tidak adnaya ketegasan
dari pemimpin organisasi dalam penyelesaian masalah.
2.
Adanya pengaruh kebiasaan lama atau sifat-sifat pribadi
Faktor sifat yang baik maupun
tidak baik yang ada dalam diri seorang pembuat keputusan, merupakan hal yang
dapat mempengaruhi keputusannya tersebut . Dalam hal ini seorang pembuat
keputusan akan terbiasa dengan sifat pribadinya. Hal ini dapat dilihat dari
sisi kepribadian seorang pemimpin, bagaimana dia mengambil sebuah keputusan
dalam mengahadapi masalah. Tentunya seorang oemimpin organisasi harus bijaksana
dalam bersikap ketika ada masalah dan mengambil keputusan.
3.
Pengaruh dari kelompok lain
Kelompok lain juga dapat mempengaruhi suatu keputusan dikarenakan kelompok atau
organisasi tersebut mempunyai keputusan yang dapat dipertimbangkan oleh
pemimpin organisasi lain dalam menyikapi masalah dan pengaruh kelompok lain ini
juga dapat menjatuhkan organisasi serta mementingkan kepentingan kelompok
tersebut.
4.
Faktor pengalaman
Faktor pengalaman seorang pembuat keputusan adalah hal yang sangat penting, karena
banyaknya pengalaman orang tersebut maka ia akan berani dalam menentukan
keputusan. Hal ini juga berkaitan terhadap keahlian yang dimiliki oleh pemimpin
atau anggota karena pengalaman yang pernah dialaminya.
- Implikasi Manajeral
Pengambilan
keputusan ( Decision Making ) merupakan salah satu proses manajemen yang
penting bagi setiap organisasi.
Manajemen lainya dilatar belakangi oleh adanya
keputusan yang dibuat oleh manajer puncak, yang kemudian secara hirarkis dibuat
oleh lini-lini manajemen ditingkat staf-staf yang dibutuhkan.
Pengambilan
keputusan dapat diartikan sebagai suatu proses penilaian dan pemilihan dari
berbagai alternatif sesuai dengan kepentingan–kepentingan tertentu dengan
menetapkan suatu pilihan yang dianggap paling menguntungkan.
Mengindentifikasi
masalah utama yang mempengaruhi tujuan, menyusun, menganalisis, dan memilih
berbagai alternatif tersebut
dan mengambil keputusan yang dianggap paling baik.
CONTOH
KASUS : MASALAH GROSIR
Salah satu permasalahan yang sering
dihadapi grosir adalah bagaimana menentukan tingkat persediaan (stock) barang
agar permintaan konsumen terpenuhi dan biaya gudang (tempat penyimpanan barang)
tersebut tidak terlalu mahal. Hal ini selalu menjadi tujuan karena
ketidakmampuan memberikan solusi yang optimal akan menghasilkan dua jenis
kerugian dalam usaha grosir. Sebagai contoh khusus, diambil masalah grosir buah
yang menjual buah strawbarry. Buah ini mempunyai masa (waktu) jual yang
terbatas, dalam arti jika tidak terjual pada hari pengiriman, maka tidak akan
laku dijual pada hari berikutnya. Jika diandaikan harga pengambilan satu
keranjang strawberry adalah $20, dan grosir akan menjualnya dengan harga $50
satu keranjang. Berapa keranjangkah persediaan yang perlu diambil setiap hari
oleh grosir agar mendapat resiko kerugian minimum, atau agar mendapat
keuntungan maximum? Hal ini dapat diselesaikan dengan konsep peluang jika
informasi tentang jumlah data penjualan beberapa hari yang lalu ada dicatat.
Referensi :
http://ukiparner.blogspot.com/2013/05/proses-pengambilan-keputusan-dalam.html
Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah "melakukannya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.
A.
Definisi Kepemimpinan
Kepemimpinan dapat diartikan sebagai
proses mempengaruhi dan mengarahkan para pegawai dalam melakukan pekerjaan yang
telah ditugaskan kepada mereka.Sebagaimana didefinisikan oleh Stoner, Freeman,
dan Gilbert (1995), kepemimpinan adalah the process of directing and
influencing the task related activities of group members. Kepemimpinan adalah
proses dalam mengarahkan dan mempengaruhi para anggota dalam hal berbagai
aktivitas yang harus dilakukan. Lebih jauh lagi, Griffin (2000) membagi pengertian
kepemimpinan menjadi dua konsep, yaitu sebagai proses, dan sebagai atribut.
Sebagai proses, kepemimpinan difokuskan kepada apa yang dilakukan oleh para
pemimpin, yaitu proses di mana para pemimpin menggunakan pengaruhnya untuk
memperjelas tujuan organisasi bagi para pegawai, bawahan, atau yang
dipimpinnya, memotivasi mereka untuk mencapai tujuan tersebut, serta membantu menciptakan
suatu budaya produktif dalam organisasi. Adapun dari sisi atribut, kepemimpinan
adalah kumpulan karakteristik yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Oleh
karena itu, pemimpin dapat didefinisikan sebagai seorang yang memiliki kemampuan
untuk mempengaruhi perilaku orang lain tanpa menggunakan kekuatan, sehingga
orang-orang yang dipimpinnya menerima dirinya sebagai sosok yang layak memimpin
mereka.
B. Teori Kepemimpinan
Teori kepemimpinan membicarakan bagaimana seseorang menjadi pemimpin atau bagaimana
timbulnya seorang pemimpin. Ada beberapa teori tentang kepemimpinan, di antaranya
ialah :
1. Teori Genetie
Inti dari teori ini tersimpul dalam mengadakan "leaders are born and
not made".bahwa penganut teori ini mengatakan bahwa seorang pemimpin akan
karena ia telah dilahirkan dengan bakat pemimpin.Dalam keadaan bagaimana pun
seorang ditempatkan pada suatu waktu ia akan menjadi pemimpin karena ia
dilahirkan untuk itu. Artinya takdir telah menetapkan ia menjadi pemimpin.
2. Teori Sosial
Jika teori genetis mengatakan bahwa "leaders are born and not
made", membuat penganut-penganut sosial mengatakan sebaliknya yaitu : "Leaders
are made and not born". Penganut-penganut teori ini berpendapat bahwa
setiap orang akan dapat menjadi pemimpin apabila diberi pendidikan dan
kesempatan untuk itu.
3. Teori Ekologis
Teori ini merupakan penyempurnaan dari kedua teori genetis dan teori
sosial. Penganut-penganut teori ini berpendapat bahwa seseorang hanya dapat
menjadi pemimpin yang baik apabila pada waktu lahirnya telah memiliki
bakat-bakat kepemimpinan, bakat mana kemudian dikembangkan melalui pendidikan
yang teratur dan pangalaman-pengalaman yang memungkinkannya untuk mengembangkan
lebih lanjut bakat-bakat yang memang telah dimilikinya itu.
Teori ini menggabungkan segi-segi positif dari kedua teori genetis dan
teori sosial dan dapat dikatakan teori yang paling baik dari teori-teori kepemimpinan.
Namun demikian penyelidikan yang jauh yang lebih mendalam masih diperlukan
untuk dapat mengatakan secara pasti apa faktor-faktor yang menyebabkan
seseorang timbul sebagai pemimpin yang baik.
C.
Tipologi
Kepemimpinan
1.
Tipe
Otokratis.
Seorang
pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memiliki kriteria atau ciri sebagai
berikut: Menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi, Mengidentikkan tujuan
pribadi dengan tujuan organisasi, Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata,
Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat, Terlalu tergantung kepada
kekuasaan formalnya, Dalam tindakan pengge-rakkannya sering mempergunakan
pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.
2.
Tipe
Militeristis
Perlu
diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dari seorang pemimpin tipe
militerisme berbeda dengan seorang pemimpin organisasi militer. Seorang
pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang memiliki
sifat-sifat berikut : Dalam menggerakan bawahan sistem perintah yang lebih
sering dipergunakan, Dalam menggerakkan bawahan senang bergantung kepada pangkat
dan jabatannya, Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan, Menuntut disiplin
yang tinggi dan kaku dari bawahan, Sukar menerima kritikan dari bawahannya,
Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
3.
Tipe
Paternalistis.
Seorang
pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang paternalistis ialah seorang yang
memiliki ciri sebagai berikut : menganggap bawahannya sebagai manusia yang
tidak dewasa, bersikap terlalu melindungi (overly protective), jarang
memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan, jarang
memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif, jarang
memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan
fantasinya, dan sering bersikap maha tahu.
4.
Tipe
Karismatik.
Hingga
sekarang ini para ahli belum berhasil menemukan sebab-sebab mengapa seseorang
pemimpin memiliki karisma. Umumnya diketahui bahwa pemimpin yang demikian
mempunyai daya tarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai
pengikut yang jumlahnya sangat besar, meskipun para pengikut itu sering pula
tidak dapat menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin itu. Karena
kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab seseorang menjadi pemimpin yang
karismatik, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi
dengan kekuatan gaib (supra natural powers). Kekayaan, umur, kesehatan, profil
tidak dapat dipergunakan sebagai kriteria untuk karisma. Gandhi bukanlah
seorang yang kaya, Iskandar Zulkarnain bukanlah seorang yang fisik sehat, John
F Kennedy adalah seorang pemimpin yang memiliki karisma meskipun umurnya masih
muda pada waktu terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat. Mengenai profil,
Gandhi tidak dapat digolongkan sebagai orang yang ‘ganteng”.
5.
Tipe
Demokratis.
Pengetahuan
tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang demokratislah
yang paling tepat untuk organisasi modern. Hal ini terjadi karena tipe
kepemimpinan ini memiliki karakteristik sebagai berikut : dalam proses
penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu
adalah makhluk yang termulia di dunia, selalu berusaha mensinkronisasikan
kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari
pada bawahannya, senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari
bawahannya, selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan teamwork dalam usaha
mencapai tujuan, ikhlas memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada
bawahannya untuk berbuat kesalahan yang kemudian diperbaiki agar bawahan itu
tidak lagi berbuat kesalahan yang sama, tetapi lebih berani untuk berbuat
kesalahan yang lain, selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses
daripadanya, dan berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai
pemimpin.
D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPEMIMPINAN
Pemimpin memiliki tugas menyelami kebutuhan-kebutuhan kelompok dan
keinginan kelompok. Dari keinginan itu dapat dipetik keinginan realistis yang
dapat dicapai. Selanjutnya, pemimpin harus meyakinkan kelompok mengenai apa
yang menjadi keinginan realistis dan mana yang sebenarnya merupakan khayalan.
Tugas pemimpin tersebut akan berhasil dengan baik apabila setiap pemimpin memahami
akan tugas yang harus dilaksanakannya. Oleh sebab itu kepemimpinan akan tampak
dalam proses dimana seseorang mengarahkan, membimbing, mempengaruhi dan atau
menguasai pikiran pikiran, perasaan-perasaan atau tingkah laku orang lain. Untuk
keberhasilan dalam pencapaian sutu tujuan diperlukan seorang pemimpin yang
profesional, dimana ia memahami akan tugas dan kewajibannya sebagai seorang
pemimpin, serta melaksanakan peranannya sebagai seorang pemimpin.
Disamping itu pemimpin harus menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan
bawahan, sehingga terciptanya suasana kerja yang membuat bawahan merasa aman,
tentram, dan memiliki suatu kebebasan dalam mengembangkan gagasannya dalam
rangka tercapai tujuan bersama yang telah ditetapkan.
Menurut Hadari (2003;70) menjelaskan bahwa unsur-unsur dalam kepemimpinan
adalah
1. Adanya seseorang yang berfungsi memimpin,
yang disebut pemimpin (leader).
2. Adanya orang lain yang dipimpin
3. Adanya kegiatan yang menggerakkan orang
lain yang dilakukan dengan mempengaruhi dan pengarahkan perasaan, pikiran, dan
tingkah lakunya
4. Adanya tujuan yang hendak dicapai dan
berlangsung dalam suatu proses di dalam organisasi, baik organisasi besar
maupun kecil.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan Davis menyimpulkan ada empat
faktor yang mempengaruhi kepemimpinan dalam organisasi, yaitu :
a) Kecerdasan : seorang pemimpin harus
mempunyai kecerdasan yang melebihi para anggotanya
b) Kematangan dan keluasan Sosial(Social
manutary: seorang pemimpin biasanya memiliki emosi yang stabil, matang,
memiliki aktivitas dan pandangan yang ckup matang
c) Motivasi dalam dan dorongan prestasi(Inner
motivation and achievement drives) : dalam diri seorang pemimpin harus
mempunyai motivasi dan dorongan untuk mencapai suatu tujuan
d) Hubungan manusiawi : pemimpin harus bisa
mengenali dan menghargai para anggotanya Menurut Greece di dalam suatu
organisasi, hubungan antara bawahan dengan pimpinan bersifat saling mempengaruhi.
Faktor Faktor Dalam Kepemimpinan :
1. Pemimpin
Dalam kaitannya dengan Kepemimpinan, Pemimpin memang merupakan faktor
esensial dari Proses Kepemimpinan itu sendiri. Serta Pemimpin itu memang harus
mengerti apa yang harus dia tahu dan apa yang harus dia perbuat, atau istilah
lainnya The Right Man on The Right Place.
2. Pengikut (Followers)
Adalah salah satu faktor kepemimpinan yang membuat Faktor pertama itu ada.
Karena tanpa adanya Pengikut, otomatis Pemimpin pun tak ada. Oleh karena itu
Faktor Kepemimpinan dalam Pengikut ini lebih cenderung pengertian akan apa saja
yang Followers inginkan sehingga sebuah satuan fungsi manajemen bisa berjalan
sesuai dengan apa yang kita inginkan. Serta ada pula yang mengatakan kalau
berbeda Pemimpin maka berbeda pula gaya kepemimpinannya. Oleh karena itu
Pengikut disini memang harus menyesuaikannya dengan cepat.
3. Komunikasi
Salah satu hal yang menjembatani antara Pemimpin dan Pengikut adalah proses
Komunikasi itu sendiri. Dengan adanya komunikasi. Hubungan kerja antara dua
belah pihak baik atasan maupun bawahan dapat sinergis dan berjalan sesuai
dengan apa yang telah dirancangkan sebelumnya.
4. Situasi
Dalam sebuah situasi tertentu, terkadang kita diharusnkan untuk bertindak
secara cepat dan refleks untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu kondusifitas
situasi antara Atasan dan Bawahan memang harus saling dikuatkan agara selalu
terjadi kondisi situasi yang nyaman dan kondusif.
E.
Implus
Manajerial Kepemimpinan dan Organisasi
Maksud
dari impuls manajerial kepemimpinan dalam organisasi itu seperti kegunaan manajemen
kepemimpinan dimana seorang pemimpin akan memberikan sesuatu yang sangat
berpengaruh bagi yang dipimpinnya dalam suatu organisasi.Referensi :
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/195009011981032-RAHAYU_GININTASASI/kepemimpinan.pdf
Posted by Unknown
KOMUNIKASI
Komunikasi adalah
"suatu proses dalam mana seseorang atau beberapa
orang, kelompok, organisasi dan masyarakat menciptakan, dan
menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang
lain". Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua
belah pihak. Apabila tidak ada Bahasa Verbal yang dapat dimengerti
oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik
badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala,
mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa
nonverbal.
Sejarah Singkat Komunikasi
Komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu Communis yang
berarti sama. Communico, communicatio atau communicare yang
berarti membuat sama. Secara sederhana komuniikasi dapat terjadi apabila
ada kesamaan antara penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan. Oleh
sebab itu, komunikasi bergantung pada kemampuan kita untuk dapat memahami satu
dengan yang lainnya
Awalnya, komunikasi digunakan untuk mengungkapkan
kebutuhan organis, pada jaman dahulu kala sinyal – sinyal kimiawi pada
organisme awal digunakan untuk reproduksi, dengan seiring berjalannya kehidupan
maka sinyal – siyal kimiawi primitif yang digunakan dalam berkomunisasi juga
ikut berevolusi dan membuka peluang terjadinya perilaku yang lebih rumit
seperti tarian kawin pada ikan. Sedangkan manusia berkomunikasi untuk membai
pengetahuan dan pengalaman. Komunikasi manusia umumnya adalah bahasa sinyal,
bicar, tulisan, gerakan, dan penyiaran. Komunikasi juga dapat berupa Interaktif,
Komunikasi Transitif, Komunikasi Bertujuan atau Komunikasi Tak bertujuan.
Walaaupun Komunikasi sudah di pelajari sejak lama dan sekarang bisa di
bilang sebagai “barang antik”, topik ini menjadi penting khususnya pada abad ke
20 karna pertumbuhan komunikasi sangat cepat berkembang dan bisa di gambarkan
sebagai “penemuan yang revolusioner”. Bahkan komunikasi dalam tingkat akademi
munkin telah memmiliki departmen sendiri dimana komunikasi di bagi menjadi
komunikasi masa, komunikasi bagi pembawa acara, humas, dll. Dan pekerjaan
komunikasi mencerminkan kebeeragaman komunikasi itu sendiri.
Komponen Komunikasi
Menurut Laswell komponen-komponen komunikasi mencakup,
1. Pengirim
atau Komunikastor
2. Pesan
3. Saluran
4. Penerima
atau Komunikate
5. Umpan
balik ( Feedback)
6. Aturan
yang di sepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana komunikasi itu akan
di jalankan ( Protokol )
Model-model Komunikasi
1. Model
Komunikasi Linear, model komunikasi ini dei kemukakan oleh
Claude Shannon dan Warren Weaver pada tahun 1949.
2. Model
Interaksional, model komunikasi ini di kembangkan oleh Wibur Scharmm
pada tahun 1954.
3. Model
Transaksional, model komunikasi ini di kembangkan oleh Bamlund pada
tahun !970.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi
1. Latar
belakang budaya
2. Ikatan
kelompok
3. Harapan
4. Pendidikan
5. Situasi
r
rReferensi dari http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi
Pengertian dan karakteristik kelompok, Tahapan pembentukan kelompok, kekuatan Team Work, Implikasi Manajerial
1.Pengertian dan Karakteristik Kelompok
Pengertian Kelompok : Sebagai makhluk sosial, manusia
cenderung hidup dengan cara berkelompok. Berbagai kelompok manusia bisa
ditemukan di atas permukaan bumi ini. Dasar pandangan dalam membentuk kelompok
itu sendiri bisa berdasarkan dari berbagai macam hal. Mulai dari kelompok orang
yang mempunyai hobi yang sama, aktivitas yang sama, sampai kelompok orang yang
berasal dari suatu daerah yang sama.
Kelompok adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang berinteraksi
dan mereka saling bergantung
(interdependent) dalam rangka memenuhi kebutuhan dan tujuan bersama, meyebabkan
satu sama lain saling mempengaruhi (Cartwright&Zander, 1968; Lewin, 1948).
Karakteristik Kelompok
1. Terdiri dari dua orang atau lebih dalam interaksi
sosial baik secaraverbal maupun non verbal.
2. Anggota kelompok harus mempunyai pengaruh satu sama
lain supaya dapat diakui menjadi anggota suatu kelompok
3. Mempunyai struktur hubungan yang stabil sehingga dapat
menjaga anggota kelompok secara bersama dan berfungsi sebagai suatu unit.
4. Anggota kelompok adalah orang yang mempunyai tujuan
atau minat yang sama.
5. Individu yang tergabung dalam kelompok, saling
mengenal satu sama lain serta dapat membedakan
orang-orang yang bukan anggota kelompoknya.
2.Tahapan pembentukan kelompok
Model pembentukan suatu kelompok pertama kali diajukan oleh Bruce Tackman
(1965). Teori ini dikenal sebagai
salah satu teori pembentukan kelompok yang terbaik dan menghasilkan banyak ide-ide
lain setelah kosep ini dicetuskan.
-
Tahap 1 - Forming
Pada tahap ini kelompok baru saja dibentuk dan diberikan tugas. Anggota
kelompok cenderung untuk bekerja sendiri dan walaupun memiliki itikad baik
namun mereka belum saling mengenal dan belum saling percaya.
-
Tahap 2 – Storming
Kelompok mulai mengembangkan ide-ide berhubungan dengan tugas-tugas yang
mereka hadapi. Mereka membahas isu-isu semacam masalah yang harus mereka
selesaikan. Anggota kelompok saling terbuka dan mengkonfrontasi ide-ide dan perspektif
mereka masing-masing. Pada beberapa kasus, tahap storming cepat selesai. Namun
ada pula yang mandenk pada tahap ini.
-
Tahap 3 - Norming
Terdapat kesepakatan dan konsensus antara anggota kelompok. Peranan dan
tanggung jawab telah jelas. Anggota kelompok mulai dapat mempercayai satu sama
lain seiring dengan mereka melihat kontribusi masing-masing anggota untuk
kelompok.
-
Tahap 4 - Performing
Kelompok dalam tahap ini dapat menyelesaikan pekerjaan dengan lancar dan
efektif tanpa ada konflik yang tidak perlu dan supervisi eksternal. Anggota
kelompok saling bergantung satu sama lainnya dan mereka saling respect dalam
berkomunikasi.
-
Tahap 5 - Adjourning dan Transforming
Tahap dimana proyek berakhir dan kelompok membubarkan diri. Kelompok bisa
saja kembali pada tahap mana pun ketika mereka mengalami perubahan.
3. kekuatan Team Work
Teamwork atau kerja sama tim merupakan bentuk kerja kelompok yang bertujuan
untuk mencapai target yang sudah disepakati sebelumnya. Harus disadari bahwa
teamwork merupakan peleburan berbagai pribadi yang menjadi satu pribadi untuk
mencpai tujuan bersama. Tujuan tersebut bukanlah tujuan pribadi, bukan tujuan
ketua tim, bukan pula tujuan dari pribadi paling populer di tim.
Dalam sebuah tim yang dibutuhkan adalah kemauan untuk saling
bergandeng-tangan menyelesaikan pekerjaan. Bisa jadi satu orang tidak
menyelesaikan pekerjaan atau tidak ahli dalam pekerjaan A, namun dapat
dikerjakan oleh anggota tim lainnya. Inilah yang dimaksudkan dengan kerja tim,
beban dibagi untuk satu tujuan bersama.
Saling mengerti dan mendukung satu sama lain merupakan kunci kesuksesan
dari teamwork. Jangan pernah mengabaikan pengertian dan dukungan ini. Meskipun
terjadi perselisihan antar pribadi, namun dalam tim harus segera
menyingkirkannya terlebih dahulu. Bila tidak kehidupan dalam tim jelas akan
terganggu. Bahkan dalam satu tim bisa jadi berasal dari latar belakang divisi
yang berbeda yang terkadang menyimpan pula perselisihan. Makanya sangat penting
untuk menyadari bahwa kebersamaan sebagai anggota tim di atas segalanya.
Berikut poin-poin teamwork yang baik:
1. Teamwork adalah
kerjasama dlm tim yang biasanya dibentuk dari beragam divisi dan kepentingan.
2. Sama-sama bekerja
bukanlah teamwork, itu adalah kerja individual.
3. Filosofi teamwork:
‘saya mengerjakan apa yang Anda tidak bisa dan Anda mengerjakan apa yang saya
tidak bisa.
4. Ketika berada dalam
teamwork, segala ego pribadi, sektoral, deparmen harus disingkirkan.
5. Dalam teamwork yang
dikejar untuk dicapai adalah target bersama, bukan individual.
6. Keragaman individu
dalam teamwork memang sebuah nilai plus namun bisa menjadi minus jika tidak ada
saling pengertian.
7. Saling pengertian
terhadap karakter masing-masing anggota team akan menjadi modal sukses bersama.
8. Jika setiap orang
bekerjasama via bidang masing-masing, target korporasi pasti akan segera
terealisasi.
9. Individu yang egois
mengejar target pribadi akan menghambat keberhasilan team. Bayangkan jika si A
mengejar target A & si B mengejar target B, lalu target bersama bermuara
kemana?
10. Keahlian masing-masing
sungguh menjadi anugerah dalam teamwork yang akan mempercepat proses pencapaian
target.
11. Kendalikan ego dan
emosi saat bersama agar pergesekan tidak berujung pada pemboikotan kerjasama.
12. Dengan pemahaman yang
tinggi soal karakter individu dalam team, realisasi target tidak perlu waktu
yang lama.
13. Ingatlah selalu bahwa:
‘teamwork makes the dream work’.
4. Implikasi Manajerial
Implikasi menurut kamus besar Bahasa Indonesia berarti sebab oleh sebab itu
implikasi manajerial di bidang team atau kelompok mengakibatkan banyaknya
keuntungan yaitu kegiatan kelompok yang dapat lebih direncakan karena ada
proses management team.
Sumber :